dari ranjang, bersama tuan,
aku belajar kehidupan
tentang lekuk lakilaki
dan kanakkanak yang berahi
aku dulu cuma membawa sejumput pikiran
yang bercampur lumpur sawah di desa
tapi lihat, tuan
kini aku punya pikiran saudagar
serba merki serba perhitungan
aku menghitung setiap senti badan ini
dengan rupiah yang mampu kau tutupi
lihat tuan,
aku mampu mengubah laki yang baru tumbuh jakunnya
menjadi manusia paripurna
Thursday, April 27, 2006
Tuesday, April 25, 2006
dia 1
mari kuajar kau menyapu wajah
ini dia pupur dan kuasnya
perhatikan gincu di bibir Makmu ini
ulas dua kali sampai merona
tinggal kau tipu mata itu bandot tua
untuk rupiah yang kaukumpul
jangan pernah disimpan
sebab rupiah pula bapakmu pergi
ini dia pupur dan kuasnya
perhatikan gincu di bibir Makmu ini
ulas dua kali sampai merona
tinggal kau tipu mata itu bandot tua
untuk rupiah yang kaukumpul
jangan pernah disimpan
sebab rupiah pula bapakmu pergi
Wednesday, April 19, 2006
kutagih waktu
karena kemana pun kau lari, pasti kau kukejar. karena aku akan berlari bersamamu. mengikutmu bak bayang tubuh sendiri. aku hendak membuatmu terburu-buru. lalu terbirit-birit. aku hendak membuatmu merasa tak enak hati karena telah memisahkan kami. aku akan membuatmu tersengal-sengal berlari dari janji yang kau buat sendiri. waktu, kan kukejar engkau sampai kau kembalikan dia padaku.
tapi aku tak hendak berhitung denganmu.
tapi aku tak hendak berhitung denganmu.
sekarang adalah saatnya
sekarang adalah saatnya kita mabuk seperti anak-anak yang tak pernah kehilangan napas untuk tertawa. sekarang adalah waktunya bermain memanjat pohon yang tinggi dan berpura-pura menjadi kesatria robin yang mengelompok, mencuri upeti dan membagi-bagi kepada mereka yang miskin. sekarang adalah waktunya kita merasa jumawa lalu mencoba busur-busur dan menghentak-hentakkan toya. dan pohon-pohon mendadak menciut begitu ibu memanggilmu untuk mandi
dan sekarang adalah waktunya berlaga seperti kesatria. mengendara kuda dan menjelajah istana. serupa berandal mencumbu putri cantik rupa. mengutuk-ngutuk rahib dan bihara. kau pun membayangkan membopong sang putri yang tengah sekarat dalam hujan yang membara. kau menangisi cinta yang tak pernah dimengerti kaum tua. dan bumi berubah menjadi tempat lapang tempat kau harus menggembala saat bapakmu memanggil "tole kambingmu belum minum".
dan sekarang pun berlalu, menanyakan kepadamu "tahukah kamu angin, dingin, dan hujan tak pernah bertanya kepadamu,'kapan kau beranjak dewasa?'"
dan sekarang adalah waktunya berlaga seperti kesatria. mengendara kuda dan menjelajah istana. serupa berandal mencumbu putri cantik rupa. mengutuk-ngutuk rahib dan bihara. kau pun membayangkan membopong sang putri yang tengah sekarat dalam hujan yang membara. kau menangisi cinta yang tak pernah dimengerti kaum tua. dan bumi berubah menjadi tempat lapang tempat kau harus menggembala saat bapakmu memanggil "tole kambingmu belum minum".
dan sekarang pun berlalu, menanyakan kepadamu "tahukah kamu angin, dingin, dan hujan tak pernah bertanya kepadamu,'kapan kau beranjak dewasa?'"
Boxers
Ada satu kali dia ingin kembali naik ring
Katanya uang hasilnya lumayan untuk membeli pistol mainan untuk buyung
Dan boneka cantik untuk si upik
Tapi bunyi bel berubah menjadi neraka
Dan si buyung hari ini menolak ke sekolah, karena satu kampung memperolok ayahnya yang tumbang di ring.
“dunia hari ini mengubur sebuah keluarga.”
Katanya uang hasilnya lumayan untuk membeli pistol mainan untuk buyung
Dan boneka cantik untuk si upik
Tapi bunyi bel berubah menjadi neraka
Dan si buyung hari ini menolak ke sekolah, karena satu kampung memperolok ayahnya yang tumbang di ring.
“dunia hari ini mengubur sebuah keluarga.”
Friday, April 07, 2006
mantra pemusnah duka
kadang ia menumpuk luka
di tangan kirinya
"selusin awan
sekodi hujan
sewindu musim"
diremas itu luka
dan dibuang
ke tempat sampah
di tangan kirinya
"selusin awan
sekodi hujan
sewindu musim"
diremas itu luka
dan dibuang
ke tempat sampah
Monday, April 03, 2006
mati
Kalau aku mati
Aku ingin begitu saja
Tanpa dupa
Tanpa duka
Tanpa bunga kamboja
Dan keranda
Kalau aku mati
aku ingin mendekap sunyi
Aku ingin begitu saja
Tanpa dupa
Tanpa duka
Tanpa bunga kamboja
Dan keranda
Kalau aku mati
aku ingin mendekap sunyi
Sunday, April 02, 2006
broken flower
tak ada ranting yang patah
tak ada daun yang jatuh
tak ada bunga yang rapuh
tapi dia tak kunjung mengerti misteri kuncup yang
tergeletak mati dalam kepalanya.
originally on 25 february 2006
tak ada daun yang jatuh
tak ada bunga yang rapuh
tapi dia tak kunjung mengerti misteri kuncup yang
tergeletak mati dalam kepalanya.
originally on 25 february 2006
Saturday, April 01, 2006
dongeng
ini kali tak ada dongeng untukmu, nak
minumlah susumu
tidurlah lekaslekas
ibu mesti merayapi malam
esok, kau akan jadi lelaki
bangunlah, nak. bangun
kita adalah mimpi yang akan pudar
originally on 10 march 2006
minumlah susumu
tidurlah lekaslekas
ibu mesti merayapi malam
esok, kau akan jadi lelaki
bangunlah, nak. bangun
kita adalah mimpi yang akan pudar
originally on 10 march 2006
eskrim
minumlah seteguk eskrimku
eskrimku adalah eskrim keabadian
yang lahir dari gerobak berusia 20 tahun
kaleng termos dan as roda yang berkarat
minumlah seteguk eskrimku
saljunya berasal dari tanganku yang renta
yang harihari ini gemetar saat memarut balok es
dan meramunya dengan susu dan santan
anak, cuma engkau yang membuatku abadi
eskrimku adalah eskrim keabadian
yang lahir dari gerobak berusia 20 tahun
kaleng termos dan as roda yang berkarat
minumlah seteguk eskrimku
saljunya berasal dari tanganku yang renta
yang harihari ini gemetar saat memarut balok es
dan meramunya dengan susu dan santan
anak, cuma engkau yang membuatku abadi
Subscribe to:
Posts (Atom)